Guru
hendaknya memberikan nasehat kepada siswanya dengan kelembutan. Guru di tuntut
berperan sabagai orang tua yang dapat merasakan apa yang dirasakan anak
didiknya, jika anak memperlihatkan suatu kemajuan, seyogianya guru memuji hasil
usaha muridnya, berterima kasih padanya, dan mendukungnya terutama didepan
teman-temannya.
Guru
perlu menempuh prosedur yang berjenjang dalam mendidik dan menghukum anak saat
dia melakukan kesalahan. Apabila pada suatu kali anak menyalahi perilaku
terpuji, selayaknya pendidik tidak membongkar dan membeberkan
kesalahan-kesalahannya itu. Mengungkapan rahasianya itu mungkin akan membuatnya
semakin berani melanggar. Jika anak mengulangi kesalahan yang sama, tegurlah
dengan halus dan tunjukkan urgensi kesalahannya.
Menegur
dan mencela secara berkesinambungan dan mengungkit-ungkit kesalahan yang
dilakukannya membuat anak menjadi pembangkang. Sehubungan dengan hal tersebut
Al-Ghazali menegaskan ”Jangan terlampau banyak mencela setiap saat karena
perkataan tidak lagi berpengaruh dalam hatinya. Hendaknya guru atau orang tua
menjaga kewibawaan nasehatnya.”
Seorang
pendidik harus mengetehui cara pertumbuhan akal manusia yang bertahap hingga ia
mampu mensejalankan pertumbuhan itu dengan pengajarannya terhadap anak didik.
Ia menasehatkan agar tidak kasar dalam memperlakukan anak didik yang masih
kecil, mencubit tubuh dalam pengajaran merusak anak didik, khususnya anak
kecil.
Perlakuan kasar dan keras terhadap anak kecil dapat menyebabkan kemalasan dan mendorong mereka untuk berbohong serta memalingkan diri dari ilmu dan pengajaran. Oleh karena itu pendidik harus memperlakukan anak didik dengan kelembutan dan kasih sayang serta tegas dalam waktu-waktu yang diutuhkan untuk itu.Diharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua sebagai seorang pendidik dan sebagai referen ketika kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang kita hadapi ketika menjadi seorang pendidik atau guru. Karena siswa memiliki watak dan sifat yang berbeda terkadang menyebabkan kita marah dan terbesit amarah yang tidak terkendali sehingga terkadang kita bukan menjadi seorang guru yang digugu dan ditiru.Psikologis anak perlu sentuhan yang halus, lentur dan manis sehingga bisa membuat sensivitas perasaannya terasah normal. Hukuman terhadap siswa harus berlandaskan keseimbangan. Misalnya dari strata paling rendah, siswa yang nakal dibina dulu oleh wali kelas. Apabila masih belum bisa ditolerir dikenakan hukuman skorsing tidak boleh mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan hukuman di strata puncak jika memang sekolah tidak mampu membina lagi, kembalikan kepada orang tuanya.
Perlakuan kasar dan keras terhadap anak kecil dapat menyebabkan kemalasan dan mendorong mereka untuk berbohong serta memalingkan diri dari ilmu dan pengajaran. Oleh karena itu pendidik harus memperlakukan anak didik dengan kelembutan dan kasih sayang serta tegas dalam waktu-waktu yang diutuhkan untuk itu.Diharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua sebagai seorang pendidik dan sebagai referen ketika kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang kita hadapi ketika menjadi seorang pendidik atau guru. Karena siswa memiliki watak dan sifat yang berbeda terkadang menyebabkan kita marah dan terbesit amarah yang tidak terkendali sehingga terkadang kita bukan menjadi seorang guru yang digugu dan ditiru.Psikologis anak perlu sentuhan yang halus, lentur dan manis sehingga bisa membuat sensivitas perasaannya terasah normal. Hukuman terhadap siswa harus berlandaskan keseimbangan. Misalnya dari strata paling rendah, siswa yang nakal dibina dulu oleh wali kelas. Apabila masih belum bisa ditolerir dikenakan hukuman skorsing tidak boleh mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan hukuman di strata puncak jika memang sekolah tidak mampu membina lagi, kembalikan kepada orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar